Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Perubahan dari unsur-unsur non-akun lancar (aktiva tetap, hutang jangka panjang dan modal sendiri)  yang mempunyai efek memperbesar modal kerja disebut sebagai sumber-sumber modal kerja, sebaliknya perubahan dari unsur-unsur  non-akun lancar yang mempunyai efek memperkecil modal kerja disebut sebagai penggunaan modal kerja. Apabila sumber lebih besar dari penggunaan, berarti ada kenaikan modal kerja dan sebaliknya apabila penggunaan lebih besar dari sumber -sumber modal kerja berarti terjadi penurunan modal kerja.

Sumber – Sumber Modal Kerja
Modal kerja yang diperoleh perusahaan dapat dipenuhi oleh dua sumber yaitu :
a.    Sumber Internal, yaitu modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri yang terdiri dari laba yang ditahan, penjualan aktiva tetap, keuntungan penjualan surat – surat berharga di atas nilai nominal dan cadangan penyusutan.
b.    Sumber eksternal, yaitu modal kerja yang berasal dari luar perusahaan yang merupakan hutang bagi perusahaan.

Sumber -sumber modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141) yang akan menambah modal kerja adalah:
1.    Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun dari penambahan modal saham.
2.    Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
3.    Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk  obligasi maupun hutang jangka panjang lainnya.”

Selanjutnya menurut S. Munawir (2004:120) mengemukakan contoh-contoh modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber yaitu:
1.    Hasil Operasi perusahaan. Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang dan hasil-hasil lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang. Jadi sebenarnya yang merupakan sumber modal kerja yang diperoleh dari operasi jangka pendek  dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisa laporan perhitungan laba rugi perusahaan.

2.    Keuntungan dari penjualan surat berharga. Penjualan surat-surat berharga menunjukan pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos “surat-surat berharga” menjadi pos “kas”.  Keuntungan yang diperoleh meupakan sumber penambahan modal kerja. Sebaliknya jika terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.

3.    Penjualan aktiva tetap investasi jangka panjang dan aktiva lancar lainnya. Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap , investasi jangka panjang, aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar tersebut menjadi kas akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar tersebut.

4.    Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik, hutang hipotik, obligasi dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperlukan sejumlah modal kerja.

5.    Pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya. Pinjaman jangka pendek seperti kredit bank bagi beberapa perusahaan merupakan sumber penting aktiva.

6.    Kredit dari supplier atau trade creditor. Salah satu sumber modal kerja penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier, material, barang- barang. Supplies dan jasa-jasa biasa dibeli secara kredit atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu harus dilunasi, perusahaan hanya memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan perubahan dan penurunan total modal kerja. Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141) adalah sebagai berikut :

1.    Berkurangnya modal sendiri karena kerugian maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan.
2.    Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.
3.    Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.

Berikut disajikan gambar tentang sumber-sumber dan penggunaan modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141-142):
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Modal kerja sebenarnya merupakan jumlah yang terus menerus menjembatani antara saat pengeluaran uang untuk memperoleh barang atau jasa dengan saat penerimaan barang atau jasa. Contoh penggunaan-penggunaan aktiva lancar  yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah:
1.    Pembayaran biaya-biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan.
2.    Kerugian-kerugian yang diderita perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau efek maupun kerugian yang insedentil.
3.    Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang misalnya dana pelunasan obligasi dan pensiun pegawai, dana ekspansi ataupun dana-dana lainnya.
4.    Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya.
5.    Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya. Serta penarikan atau pembelian kembali saham perusahaan yang beredar.
6.    Pengambilan uang atau barang oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya (prive) atau adanya pengambilan bagian keuantungan oleh pemilik dalam perusahaan perseroan dan persekutuan.

S. Munawir (2004:128) menyatakan bahwa contoh transaksi yang mengakibatkan perubahan aktiva lancar tetapi modal kerja tidak berkurang adalah:
a.    Pembelian efek ( marketible securities) secara tunai.
b.    Pembelian barang-barang dagangan secara tunai
c.    Perubahan suatu bentuk piutang lainnya, misalnya dari piutang dagang menjadi piutang wesel.

Didasarkan pada neraca perubahan modal kerja (dalam pengertian modal kerja neto) pada prinsipnya karena pengaruh dari perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar (non current accounts). Unsur-unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperbesar modal kerja adalah :
1.    Berkurangnya aktiva tidak lancar
2.    Bertambahnya hutang jangka panjang
3.    Bertambahnya modal saham
4.    Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Perubahan unsur -unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperkecil modal kerja (netto) adalah :
1.    Bertambahnya aktiva tidak lancar
2.    Bertambahnya hutang jangka pendek
3.    Berkurangnya modal saham
4.    Pembayaran deviden tunai
5.    Adanya kerugian dalam operasi perusahaan

Comments