Prosedur Penarikan Sampel

Prosedur Penarikan Sampel - Setelah kita membahas pengertian sampling dan tipe-tipe sampling sebagaimana diuraikan di muka, selanjutnya untuk memudahkan pemahaman kita tentang bagaimana cara penarikan sampel serta cara memperoleh sampel yang representatif, akan disampaikan beberapa langkah atau prosedur dalam melakukan pengambilan sampel. pengambilan sampel, dapat dilakukan langkah-langkah berikut, diantaranya:

(1) Menentukan populasi target
(2) Membuat kerangka sampling
(3) Menentukan ukuran sampel
(4) Menentukan teknik dan rencana pengambilan sampel
(5) Melakukan pengambilan sampe

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka langkah-langkah penarikan sampel dapat kita uraikan sebagai berikut:
  1. Pertama yang harus ditentukan dalam langkah mendesain penarikan sampel adalah menentukan populasi sasaran dengan tegas, yang dilanjutkan dengan penentuan populasi studi dari populasi sasaran tadi.
  2. Menentukan area populasi, hal ini berkaitan dengan data penelitian yang akan dijadikan lokasi penelitian.
  3. Menentukan ukuran populasi (size of population) sebagai dasar untuk menarik sampel. Biasanya populasi diambil dari data sensus. Carilah data tersebut secara lengkap, dapatkan data yang akurat dan up to date.
  4. Buatlah kerangka sampling dengan memasukan data dari populasi studi secara lengkap dan jelas, serta hal yang terpenting adalah satuan-satuan sampling diberi nomor sesuai dengan jumlah digit populasinya, secara berurutan dari nomor paling kecil sampai dengan nomor yang paling besar.
  5. Tentukan ukuran sampel dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai.
  6. Gunakan tabel angka random ataupun program komputer sebagai alat seleksi.
  7. Satuan sampling terpilih sebagai anggota sampel, merupakan langkah terakhir dari desain sampling yang pada hakikatnya merupakan cerminan dari populasi. 
Menentukan Ukuran Sampel

Salah satu masalah yang dihadapi dalam teknik penarikan sampel adalah tentang berapa banyak unit analisis (ukuran sampel) yang harus diambil. Oleh karena itu, pada saat peneliti mengajukan usulan penelitian, disarankan untuk secara tegas memberikan gambaran operasional berupa ukuran sampel minimal yang akan digunakan untuk penelitiannya. Ukuran sampel ini akan memberikan isyarat mengenai kelayakan penelitian (eligibility of the research).

Ukuran sampel bisa ditentukan melalui dua dasar pemikiran, yaitu ditentukan atas dasar pemikiran statistis, dan atau ditentukan atas dasar pemikiran non statistis.

Ditinjau dari aspek statistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • Bentuk parameter yang menjadi tolak ukur analisis, dalam arti apakah tujuan penelitian ini untuk menaksir rata-rata, persentase, atau menguji kebermaknaan hipotesis, 
  • Tipe sampling, apakah simple random sampling, stratified random sampling atau yang lainnya. Tipe sampling ini berkaitan dengan penentuan rumus-rumus yang harus dipakai untuk memperoleh ukuran sampel, dan 
  • Variabilitas variabel yang diteliti (keseragaman variabel yang diteliti), makin tidak seragam atau heterogen variabel yang diteliti, makin besar ukuran sampel minimal. 
Sedangkan dipandang dari sudut nonstatistis, ukuran sampel ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
(1) kendala waktu atau time constraint,
(2) biaya, dan
(3) ketersediaan satuan sampling.

Comments