Desain Dan Proses-Proses Pengendalian

Desain Dan Proses-Proses Pengendalian
A.    Desain dan Proses Pengendalian
Desain sistem pengendalian manajemen tidak terlepas dari pertimbangan aspek biaya dan manfaat. Tujuan manajemen dalam menghasilkan suatu produk atau jasa berprinsip pada least possible time (penghematan waktu seminim mungkin) atau never permitting override (tak pernah ada yang diizinkan melangkahi prosedur). Prinsip penghematan waktu seminim mungkin dapat berdampak pada suatu simpulan bahwa tidak perlu adanya pengendalian. Pengendalian yang tidak efektif dan tidak memberikan kontribusi positif hanyalah merupakan pemborosan waktu dan biaya.

Namun demikan, tanpa pengendalian, kegiatan yang efisien dan efektif sukar dicapai. Dalam praktiknya ada kalanya terjadi suatu penyimpangan yang melangkahi prosedur pengendalian yang telah ditetapkan dengan  alasan efisiensi dan pemberian pelayanan prima atas suatu kegiatan yang tidak biasa (non rutin). Secara prosedur hal ini tidak dibenarkan, namun demikian kasus tersebut merupakan masukan bagi penyempurnaan sistem pengendalian yang ada karena sistem pengendalian diciptakan untuk mencapai suatu kegiatan yang efisien dan efektif. Penyimpangan yang dilakukan tersebut harus didukung oleh pendokumentasian yang baik disertai persetujuan oleh pejabat yang berwenang. Pendokumentasian penyimpangan tersebut merupakan kunci pengendalian untuk mencegah adanya kecurangan.

Dengan mempertimbangkan dimensi biaya-manfaat, tujuan dapat dikemas ke dalam bentuk praktis dan berguna, yakni: dapat dicapai dan cocok dengan tujuan kegiatan serta tujuan pengendalian terkait. Berikut ini disajikan dimensi biaya manfaat dari evalusi pengendalian (cost/benefit dimensions of control evaluation) sebagaimana yang diungkapkan oleh Ratliff, Wallace, Sumners, McFarland, Loebbecke (1996 hal. 97)

Dimensi Biaya/Manfaat dari Evaluasi Pengendalian
BIAYA
MANFAAT
Ketaatan atas pengendalian memerlukan pengorbanan waktu yang sebaliknya dapat dipergunakan bagi pertanggung jawaban kegiatan.
Meningkatkan akuntabilitas; lebih efektif dalam menjaga aset.
Pengendalian sering memerlukan dokumentasi yang memakan biaya.
Pengendalian yang lebih baik atas sumber daya yang digunakan dalam produksi.
Proses otorisasi dalam sistem pengendalian meliputi beberapa tingkatan manajemen dan menyita waktu manajemen puncak secara substansial.
Ketaatan pada kebijakan dan prosedur lebih sering terjadi dengan pengecekan dan saldo yang terpasang dalam sistem.
Pada suatu waktu, pengendalian bertentangan secara langsung dengan sasaran operasional, seperti: pesanan melalui telepon merupakan cara yang paling efisien, namun pengendalian mensyaratkan bahwa pesanan secara tertulis harus dilakukan ketika jumlah pesanan melebihi jumlah tertentu.
Menghindari konsentrasi yang berlebihan terhadap efisiensi melalui berbagai ukuran efektivitas.

B.     Persyaratan Sistem Pengendalian Manajemen
Perancangan suatu sistem pengendalian manajemen oleh pihak manajemen sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bertujuan untuk:
1.   diperolehnya keterandalan dan integritas informasi;
2.   kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan, dan ketentuan yang berlaku;
3.   melindungi aset organisasi; dan
4.   pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien.

Untuk mencapai tujuan di atas, sistem pengendalian manajemen harus dirancang sedemikian rupa sehingga efektivitas sistem pengendalian dapat tercapai.

Sawyer, Dittenhofer, dan Scheiner dalam Sawyer Internal Auditing9, edisi 5 tahun 2003 mengungkapkan pengelompokan standar pengendalian intern (internal control standards) ke dalam 2 (dua) kelompok sebagai berikut:
1.   Standar Umum
a.   Keyakinan yang memadai
b.   Dukungan perilaku
c.   Integritas dan Kompetensi
d.   Tujuan pengendalian
e.   Pengendalian monitoring

2. Standar Rinci
a.   Pendokumentasian
b. Pencatatan suatu transaksi dilakukan tepat waktu dan benar Transaksi-
c.   Otorisasi dan pelaksanaan transaksi
d.   Pemisahan tugas
e.   Supervisi
f.    Akses pada sumber daya/catatan dan akuntabilitasnya

Dari standar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perancangan suatu sistem pengendalian manajemen yang dapat diandalkan (reliable) harus memenuhi unsur-unsur berikut:
1.   Kualitas karyawan (pegawai) sesuai dengan tanggung jawabnya.
2. Rencana organisasi yang menetapkan pemisahan tanggung jawab fungsi secara layak.
Pemisahan tanggung jawab yang sering disebut pembagian tugas merupakan aspek penting lainnya. Terdapat 
3 (tiga) jenis  tanggung jawab fungsi yang harus dilaksanakan oleh bagian atau paling tidak orang yang berlainan, yaitu:
a.   Otorisasi untuk melaksanakan transaksi.
b.   Pencatatan transaksi.
c.   Penyimpanan aktiva.

3. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik serta pengawasan  yang wajar untuk mengadakan pengendalian atas aset, utang, penerimaan, dan pengeluaran.

4. Pengendalian terhadap penggunaan aset dan dokumen serta formulir yang penting. Pengendalian atas aset, catatan dan dokumen organisasi memiliki tujuan menghindari adanya kesalahan dan ketidakberesan dari karyawan yang tidak bertanggung jawab. Pengendalian secara fisik dilakukan dengan pembatasan wewenang pada karyawan tertentu.

5. Perbandingan catatan-catatan aset dan utang dengan aset fisik yang ada, atau yang senyatanya ada, dan mengadakan tindakan koreksi jika dijumpai adanya perbedaan.