Pengenalan
Dns Server
Sebelum berkenalan dengan BIND, kita harus tahu
mengenai DNS. DNS merupakan sistem berbentuk database terdistribusi yang akan
memetakan/mengkonversikan nama host/mesin/domain ke alamat IP (Internet
Protocol) dan sebaliknya dari alamat IP ke nama host yang disebut
dengan reverse-mapping. DNS sangat berguna sekali dalam jaringan
terutama Internet, sistem ini akan memetakan nama mesin misal pikachu.indolinux.com
ke alamat IP misal 202.123.45.6 selain itu juga penggunaannya sangat luas
misal, untuk routing e-mail, telnet, ftp, web, dan lain-lain.
Bagaimana
jika tidak ada DNS, kepala kita bisa pecah jika harus mengingat ratusan,
ribuan, bahkan jutaan alamat IP di Internet. Kita manusia lebih mudah untuk
mengingat nama daripada alamat IP dengan panjang 32 bit itu. Komputer
menggunakan alamat IP untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Bagaimana
menjembataninya? Disitulah gunanya Domain Name System (DNS). Dengan adanya DNS, informasi host
menjadi mungkin untuk diakses oleh komputer di jaringan maupun Internet.
Implementasi DNS pada sistem operasi Linux yang sering digunakan adalah BIND meskipun ada juga salah satu implementasi yang cukup baru dan juga banyak dipakai yaitu djbdns. Walaupun banyak sejarah mengenai isu keamanan dan vulnerability-nya, banyak server DNS di dunia masih menggunakan BIND. Alasan yang mungkin adalah kebanyakkan para administrator server DNS tersebut lebih familiar dengan BIND daripada server DNS lain. Seperti halnya dengan penggunaan sendmail yang notabene merupakan server-mail yang punya konfigurasi cryptic daripada server-mail lain tetapi masih tetap digunakan dengan alasan familiar dan kebiasaan administratornya. Pandangan mengenai hal ini saya kembalikan pada administrator masing-masing lembaga atau perusahaan.