Pengertian Pengendalian
Pengertian atau istilah controling sering
diterjemahkan dengan kata pengendalian dan pengawasan. Kedua istilah ini
acapkali penggunaannya dipertukarkan terutama di lingkungan sektor publik
(pemerintah). Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam
KepmenPan Nomor 19 Tahun 1996 istilah pengawasan didefinisikan sebagai seluruh
proses kegiatan penilaian terhadap obyek pengawasan dan atau kegiatan tertentu
dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan fungsi obyek
pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang ditetapkan.
Menurut
buku Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI–2002) pengawasan
dibagi dalam 4 (empat) jenis, yaitu: Pengawasan Melekat (Waskat), Pengawasan
Fungsional (Wasnal), Pengawasan Legislatif (Wasleg), dan Pengawasan Masyarakat
(Wasmas).
Konsep Dasar
Konsep
dasar yang memberikan kerangka bagi perancangan dan penerapan sistem
pengendalian manajemen meliputi:
1. komponen operasi atau kegiatan yang terpasang
secara terus menerus (A continuous built-in component of operations);
2. pengendalian manajemen dipengaruhi oleh
manusia; dan
3. memberikan keyakinan yang memadai, bukan
keyakinan yang mutlak.
Secara rinci ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Komponen operasi yang terpasang secara terus
menerus
Pengendalian manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas
yang terjadi pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus
menerus. Pengendalian manajemen bukanlah suatu sistem terpisah dalam suatu
organisasi, melainkan harus dianggap sebagai bagian integral dari setiap sistem
yang dipakai manajemen untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya. Pengendalian
intern dapat disebut pula pengendalian manajemen yang terpasang dalam
organisasi sebagai bagian dari sarana prasarana organisasi guna membantu
manajemen menjalankan organisasi dan mencapai tujuannya. Dengan demikian
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan timbulnya gagasan baru
berupa penerapan mekanisme/metode/cara kerja baru menuntut adanya pemodifikasian sistem pengendaliannya yang
berjalan secara terus menerus.
2. Pengendalian Manajemen dipengaruhi oleh
manusia
Dalam kenyataan sering dijumpai bahwa suatu organisasi memiliki
pedoman (manual) sistem pengendalian manajemen yang baik, namun tidak
dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga pengendalian manajemen yang telah
dirancang tersebut tidak memberikan kontribusi positif bagi organisasi. “A
man behind the gun” adalah istilah yang cocok dengan faktor ini.
Karakter dan motivasi manusia memegang peranan penting dalam
membangun suatu sistem pengendalian manajemen yang efektif.
3. Memberikan keyakinan yang memadai, bukan
keyakinan yang mutlak
Perancangan suatu sistem pengendalian manajemen didasarkan pada pertimbangan biaya–manfaat. Tidak peduli
betapa baiknya perancangan dan pengoperasian suatu pengendalian manajemen dalam
suatu organisasi, sistem itu tidak dapat memberikan jaminan keyakinan yang
mutlak agar tujuan organisasi dapat tercapai. Faktor-faktor dari luar yang
mempengaruhi manajemen dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuannya.