11.
Gejala Bahasa
Yang
dimaksud dengan gejala bahasa adalah proses perubahan bentu kata yang tidak
membawa perubahan bentuk arti, misalnya:
Berantas
à
berantes
Pulau
à
pulo
Lebat
à
tebal
Dalam
hal ini terdapat juga perubahan bentuk kata dari bahasa asalnya sesudah masuk
kedalam bahasa indonesia. Misalnya:
Citta
à
cipta atau cinta
Maharahi
à
merdeka
Export
àekspor
President
à
presiden
Perubahan itu terjadi oleh berbagai hal,
antara lain peresmian ucapan, analogi, adaptasi.
Gejala
bahasa yang dibicarakan hanya yang berhubungan dengan perubahan bentuk kata,
antara lain :
11.1.
Asimilasi. Yakni menjadikan dua fonem yang berbeda menjadi dua fonem yang sama
atau berdekatan daerah artikelasinya
Contoh
: alrahim à
arrahim
Inmoral
à
immoral
Import
à impor
Inperfect
à
inprefik
11.2.
Desimilasi. Yakni menjadikan dua fonem yang sama menjadi dua fonem yang
berbeda, atau menjadi satu fonem saja.
Contoh
: lalita àJelita
Kolonel
à
kornel
Pompa
à kompa
Sajjana
à
sarjana
Berroda
à
berora
11.3.
Diftongnisasi. Yakni menjadikan diftong yang seharusnya bukan diftong
Contoh
: anggota à aunggota
Teladan
à
tauladan
Senstosa
à
santausa
11.4.
Monotongnisasi. Yaitu kebalikan diftongnisasi, mengubah diftong menjadi bukan
diftong
Contoh
: Cabai à
Cabe
Harimau
à
harimao
Ramai
à rame
Pulau
à pulo
Catatan : Perubahan Keratuan à keraton
Kabupatian
à
kabupaten
Durian
à
deren
Bukan
gejala monoftongnisasi melainkan sandi.
11.5.
Hopologi. Yakni pengulangan dari suku kata dari tengah kata
Contoh
: Budidaya à
budaya
Mahardika
à
merdeka
11.6.
Anaptyxis (suara bakti). Yakni proses penambahan suatu fonem untuk kelancaran
ucapan.
Contoh
: Putri à
puteri
Modern
à
modren
Pabrik
à
paberik
Dan
sabagainya.
11.7.
Metathesis. Yakni pertukaran suatu tempat fonem pada sebuah kata.
Contoh
: Padma à
padam
Berantas
à
bantera
Lebat
à
tebal
11.8.
Aphaeresis. Penghilangan satu fonem atau lebih pada permulaan kata.
Contoh
: handuk à
anduk
Adhyaksa
à
jaksa
Umundur
à
mundur
.
11.9.
Sincope. Yakni menghilangkan suatu fonem atau lebog dari tengah kata
Contoh
: citcit à
cicit
Unpatti à
upeti
Niyata
à
nyata
Dan
sebagainya
11.10.
Apokope. Yakni menghilangkan suatu fonem pada akhir kata
Contoh
: Export à ekspor
Pelangit
à pelangi
Niyata
à
nyata
11.11.
Prothesis. Yakni penambahan fonem pada awal kata
Contoh
: mas à
emas
Lang
à elang
Strri
à istri
Tanah
à
istana
11.12.
Paragoge. Yakni perubahan fonem pada akhir kata
Contoh
: ina à
inang
Boek
à
buku
Lamp
àLampu
Hulubala
à
hulubalang
11.13.
Kontraksi. Yakni penghilanagn suku kata /penyusutan dua kata menjadi satu kata.
Contoh
: matahari à
mentari
Bahagia
anda à
baginda
Perlahan
–lahan à pelan –pelan
Bagai
ini -à
begini
11.14.
Epenthesis. Yakni penambahan fonem pada tenga kata
Contoh
: kapak à
kampak
General
à
jendral
Tabaco
à
tembakau
11.15.
Adaptasi. Yakni penyesuain kata –kat pungut dengan fonologi bahasa indonesia
atau berdasarkan pendengaran.
Contoh
: vorlopher à pelopor
Prakara
à
perkara
Chaffeur
à supir
Dan
sebagainya.