Meredan Bahaya Makanan Rongsongan / Junk Food - Taukah Anda fast food itu apa? Ya makanan cepat saji. Fast food sudah membayang-bayangi dunia sejak abad ke-19, saat dimulainya babak baru dunia industri. Ketika masyarakat tradisional memasuki dunia kerja industri dengan kebiasaan yang baru pula. Perubahan pada pola hidup dan pola makan kita telah menyebabkan maraknya makanan yang disebut dengan fast food, dalam bahasa Indonesia disebut “makanan cepat saji”.
Hal ini disebabkan oleh jadwal kegiatan yang padat dan sibuk. Makan di luar rumah terutama pada siang dan malam hari sudah merupakan hal yang umum di daerah perkotaan di Indonesia. Sekarang lebih banyak wanita yang bekerja di luar rumah, sehingga kurang waktu untuk menyiapkan makanan di rumah.
Anak muda perkotaan sudah tidak asing dengan jajanan seperti fried chicken, french fries, hamburger, pizza dan sejenisnya. Termasuk juga donat impor yang berukuran besar dengan macam-macam cita rasa, cemilan ekstruksi (semacam chiki), minuman bersoda, minuman kola, es krim, milkshake, minuman kopi dengan “float” krim, coklat dan sebagainya. Makanan dan minuman keren tersebut memang sangat mudah ditemui di mall-mall, plaza dan pertokoan besar di pusat dan pinggiran kota. Hal ini agaknya telah membudaya dan menjadi santapan elit, terutama bagi kaum muda perkotaan.
Budaya konsumtif perkotaan diakui atau tidak telah melanda juga anak-anak muda, termasuk bagaimana mereka memilih jajanannya. Siapa yang tidak merasa wah dan “gaul” jika makan siang atau makan malam di McDonalds atau KFC atau Pizza Hut atau Dunkin’ Donuts ? Biasanya tidak ada yang menolak. Selain rasanya yang nikmat, suasana restorannya juga menyenangkan dan bergengsi.
Tapi, tahukah kita bahwa jenis-jenis jajanan yang ditawarkan restoran-restoran di atas termasuk atau sangat berpotensi sebagai junk food? Alias makanan sampah? Mengapa makanan sampah? Produk pangan disebut junk-food jika kandungan nutrisinya sangat rendah atau kalorinya terlalu tinggi dan hanya mengandalkan rasanya yang enak. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk-food adalah makanan berkadar garam tinggi, bergula tinggi, berlemak tinggi, namun kandungan nutrisi lainnya tipis, seperti protein, vitamin danmmineral.
Salah satu ciri junk food antara lain mengandung banyak sodium (garam-garaman), lemak jenuh dan kolesterol. Junk food mengutamakan citarasa, penampilan luar yang wah dan secara ekonomi menguntungkan karena populer, sedangkan nilai gizinya prioritas ke sekian. Fast food kini juga telah menggeser makanan tradisional, bahkan telah merubah pola makan masyarakat menjadi kurang sehat.
Junk food juga dapat diartikan secara harfiah menjadi “makanan rongsokan” atau bisa disebut juga “makanan tak berguna”. Makanan yang dijadikan sebagai perilaku gaya hidup yang muncul karena globalisasi dan modernisasi ini ternyata tidak memiliki nilai-nilai nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh kita, sehingga sebutan junk food ini benar-benar sesuai untuk disandangnya. Tidak semua fast food berarti junk food. Makanan Jepang seperti sushi, sashimi, juga salad dan sandwich, dengan berbagai macam sayuran yang bisa divariasikan, malah bermanfaat. Makanan seperti itulah yang sebaiknya kita pilih apabila ingin mengkonsumsi fast food atau makanan cepat saji.
Nah, ada daftar beberapa makanan yang awalnya adalah makanan sehat, tapi setelah terlalu dikomersilkan justru menjadi sampah :
Hal ini disebabkan oleh jadwal kegiatan yang padat dan sibuk. Makan di luar rumah terutama pada siang dan malam hari sudah merupakan hal yang umum di daerah perkotaan di Indonesia. Sekarang lebih banyak wanita yang bekerja di luar rumah, sehingga kurang waktu untuk menyiapkan makanan di rumah.
Anak muda perkotaan sudah tidak asing dengan jajanan seperti fried chicken, french fries, hamburger, pizza dan sejenisnya. Termasuk juga donat impor yang berukuran besar dengan macam-macam cita rasa, cemilan ekstruksi (semacam chiki), minuman bersoda, minuman kola, es krim, milkshake, minuman kopi dengan “float” krim, coklat dan sebagainya. Makanan dan minuman keren tersebut memang sangat mudah ditemui di mall-mall, plaza dan pertokoan besar di pusat dan pinggiran kota. Hal ini agaknya telah membudaya dan menjadi santapan elit, terutama bagi kaum muda perkotaan.
Budaya konsumtif perkotaan diakui atau tidak telah melanda juga anak-anak muda, termasuk bagaimana mereka memilih jajanannya. Siapa yang tidak merasa wah dan “gaul” jika makan siang atau makan malam di McDonalds atau KFC atau Pizza Hut atau Dunkin’ Donuts ? Biasanya tidak ada yang menolak. Selain rasanya yang nikmat, suasana restorannya juga menyenangkan dan bergengsi.
Tapi, tahukah kita bahwa jenis-jenis jajanan yang ditawarkan restoran-restoran di atas termasuk atau sangat berpotensi sebagai junk food? Alias makanan sampah? Mengapa makanan sampah? Produk pangan disebut junk-food jika kandungan nutrisinya sangat rendah atau kalorinya terlalu tinggi dan hanya mengandalkan rasanya yang enak. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk-food adalah makanan berkadar garam tinggi, bergula tinggi, berlemak tinggi, namun kandungan nutrisi lainnya tipis, seperti protein, vitamin danmmineral.
Salah satu ciri junk food antara lain mengandung banyak sodium (garam-garaman), lemak jenuh dan kolesterol. Junk food mengutamakan citarasa, penampilan luar yang wah dan secara ekonomi menguntungkan karena populer, sedangkan nilai gizinya prioritas ke sekian. Fast food kini juga telah menggeser makanan tradisional, bahkan telah merubah pola makan masyarakat menjadi kurang sehat.
Junk food juga dapat diartikan secara harfiah menjadi “makanan rongsokan” atau bisa disebut juga “makanan tak berguna”. Makanan yang dijadikan sebagai perilaku gaya hidup yang muncul karena globalisasi dan modernisasi ini ternyata tidak memiliki nilai-nilai nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh kita, sehingga sebutan junk food ini benar-benar sesuai untuk disandangnya. Tidak semua fast food berarti junk food. Makanan Jepang seperti sushi, sashimi, juga salad dan sandwich, dengan berbagai macam sayuran yang bisa divariasikan, malah bermanfaat. Makanan seperti itulah yang sebaiknya kita pilih apabila ingin mengkonsumsi fast food atau makanan cepat saji.
Nah, ada daftar beberapa makanan yang awalnya adalah makanan sehat, tapi setelah terlalu dikomersilkan justru menjadi sampah :
1.Pizza
Bukan hanya kita di Indonesia, bahkan orang Amerika pun menganggap pizza masuk kategori junk food. Padahal di negara asalnya, Italia, ada hukum yang mengatur bagaimana komposisi pizza idealnya dibuat. Ditentukan mulai dari jenis tepungnya, tomat, mozarela, sampai ke minyak zaitunnya.
Makanan ini jika diolah sesuai ketentuan merupakan makanan praktis lagi kaya gizi. Sayangnya, mulai banyak pizza yang diolah terlalu komersil sehingga mengandung terlalu banyak lemak, kalori, sodium, namun rendah gizi.
2. Sereal
Di Indonesia kini sarapan pagi yang biasa bermenu nasi uduk atau lontong sayur mulai digeser dengan sereal. Aslinya, sereal yang ideal terbuat atas gandum, oat atau beras.
Intinya adalah bahan pangan untuk manusia. Kandungannya adalah protein, lemak sehat dan vitamin. Sayang, mulai marak produsen makanan yang menambah bahan gula, sirup jagung, garam, makanan yang dikeringkan dan sejenisnya. Bahan-bahan inilah yang membuat sereal menjadi sampah di tubuh kita.
3. Popcorn
Jangan terlalu ketagihan makan popcorn yang berasa asin dan menggoda. Pada dasarnya bahan jagung itu sehat, mengandung zat besi tinggi, kalori rendah dan sedikit gula, garam dan lemak.
Sayang kini justru kandungan gula, lemak dan garamnya sangat luar biasa. Jauh lebih sehat menyiapkan popcorn sendiri di rumah dengan campuran garam dan gula yang terkendali.
Fast dan junk foods pun memiliki dampak bagi diri kita. Dampak positif, fast food merupakan pilihan makanan yang baik bagi yang membutuhkan kecepatan, kenyamanan, terjamin kebersihannya, lezat rasanya, kepraktisan, dan harga yang relatif murah serta sedikit keluar tenaga, bisa sambil berekreasi serta bergengsi. Fast food terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan praktis. Dampak negatif, mengkonsumsi makanan cepat saji bukannya tanpa resiko. Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Junk food mengandung banyak sodium, lemak jenuh, dan kolesterol. Bila zat-zat itu tertimbun banyak di tubuh, dapat menimbulkan banyak penyakit. Dari penyakit ringan sampai penyakit berat, seperti darah tinggi, gangguan jantung, dan kanker. Fast Food banyak mengandung zat-zat yang dapat membahayakan tubuh. Mengkonsumsi fast food dapat menyebabkan obesitas.
Untuk meredam bahaya junk food dapat dilakukan langkah-langkah berikut:
1. Biasakan sarapan dan makan di rumah, karena makanan rumah lebih sehat dan bergizi. Jadi sebelum berangkat sekolah atau jalan-jalan, terutama ke mal, usahakan sarapan. Dijamin, perut kenyang niat jajan pun berkurang.
2. Kalau tidak mampu membendung keinginan untuk makan junk food, beli porsi terkecil. Misalnya, dalam satu paket hemat ada dua potong ayam, lebih baik dibagi dua dengan teman. Saat membeli es krim, minuman soda atau menu lain, pilih ukuran small atau regular. Jangan tergoda dengan topping atau bumbu tambahan. Karena bisa menambah kandungan kalori dalam makanan.
Bukan hanya kita di Indonesia, bahkan orang Amerika pun menganggap pizza masuk kategori junk food. Padahal di negara asalnya, Italia, ada hukum yang mengatur bagaimana komposisi pizza idealnya dibuat. Ditentukan mulai dari jenis tepungnya, tomat, mozarela, sampai ke minyak zaitunnya.
Makanan ini jika diolah sesuai ketentuan merupakan makanan praktis lagi kaya gizi. Sayangnya, mulai banyak pizza yang diolah terlalu komersil sehingga mengandung terlalu banyak lemak, kalori, sodium, namun rendah gizi.
2. Sereal
Di Indonesia kini sarapan pagi yang biasa bermenu nasi uduk atau lontong sayur mulai digeser dengan sereal. Aslinya, sereal yang ideal terbuat atas gandum, oat atau beras.
Intinya adalah bahan pangan untuk manusia. Kandungannya adalah protein, lemak sehat dan vitamin. Sayang, mulai marak produsen makanan yang menambah bahan gula, sirup jagung, garam, makanan yang dikeringkan dan sejenisnya. Bahan-bahan inilah yang membuat sereal menjadi sampah di tubuh kita.
3. Popcorn
Jangan terlalu ketagihan makan popcorn yang berasa asin dan menggoda. Pada dasarnya bahan jagung itu sehat, mengandung zat besi tinggi, kalori rendah dan sedikit gula, garam dan lemak.
Sayang kini justru kandungan gula, lemak dan garamnya sangat luar biasa. Jauh lebih sehat menyiapkan popcorn sendiri di rumah dengan campuran garam dan gula yang terkendali.
Fast dan junk foods pun memiliki dampak bagi diri kita. Dampak positif, fast food merupakan pilihan makanan yang baik bagi yang membutuhkan kecepatan, kenyamanan, terjamin kebersihannya, lezat rasanya, kepraktisan, dan harga yang relatif murah serta sedikit keluar tenaga, bisa sambil berekreasi serta bergengsi. Fast food terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan praktis. Dampak negatif, mengkonsumsi makanan cepat saji bukannya tanpa resiko. Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Junk food mengandung banyak sodium, lemak jenuh, dan kolesterol. Bila zat-zat itu tertimbun banyak di tubuh, dapat menimbulkan banyak penyakit. Dari penyakit ringan sampai penyakit berat, seperti darah tinggi, gangguan jantung, dan kanker. Fast Food banyak mengandung zat-zat yang dapat membahayakan tubuh. Mengkonsumsi fast food dapat menyebabkan obesitas.
Untuk meredam bahaya junk food dapat dilakukan langkah-langkah berikut:
1. Biasakan sarapan dan makan di rumah, karena makanan rumah lebih sehat dan bergizi. Jadi sebelum berangkat sekolah atau jalan-jalan, terutama ke mal, usahakan sarapan. Dijamin, perut kenyang niat jajan pun berkurang.
2. Kalau tidak mampu membendung keinginan untuk makan junk food, beli porsi terkecil. Misalnya, dalam satu paket hemat ada dua potong ayam, lebih baik dibagi dua dengan teman. Saat membeli es krim, minuman soda atau menu lain, pilih ukuran small atau regular. Jangan tergoda dengan topping atau bumbu tambahan. Karena bisa menambah kandungan kalori dalam makanan.
3. Bagi yang merasa kesulitan lepas dari junk food, minum air putih sebanyak-banyaknya. Meski menurut anjuran cukup 8 gelas perhari, minum lebih justru semakin baik. Sebab air putih membantu proses pembuangan semua racun-racun di dalam tubuh. Termasuk zat yang terkandung dalam junk food. Jangan lupa juga untuk berolahraga secara teratur. Paling tidak seminggu tiga kali, setengah sampai satu jam dalam sehari. Dengan berolahraga, maka kalori dalam tubuh akan terbakar. Jenis olahraga yangdilakukan tidak harus berat. Jalan kaki setengah jam, lebih baik dibanding nongkrong di depan tv.
4. Imbangi pula junk food dengan makan sayuran dan buah-buahan. Dua jenis makanan ini tinggi kadar seratnya. Sangat bagus untuk mengimbangi tubuh yang sudah kemasukan junk food. Tiap kali keluar rumah, jangan malu membawa buah-buahan di dalam tas. Pilih buah yang mudah di bawa seperti apel, pir, tomat, pisang, jeruk, anggur, atau strawberry.
Begitu rasa lapar menyerang, lahap buah itu. Cara ini lambat laun akan menjadi kebiasaan yang positif. Jika sudah membudaya, asupan junk food berkurang dengan sendirinya. Setelah berhasil mengurangi junk food, tingkatkan konsumsi serat yang terdapat dalam sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Usahakan mengonsumsi 3-5 porsi perhari. Hasilnya, tubuh senantiasa bugar dan sehat.
Sumber : Analisadaily.Com
Comments
Post a Comment