5 Lima Elemen Kekuatan Persaingan

Lima elemen kekuatan persaingan menurut Michael E. Porter (Stoner 1999, pp275- 280). Menurut E. Porter terdapat 5 (lima) elemen kekuatan persaingan :

1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru sehingga ada keinginan untuk merebut bagian pasar, biasanya perusahaan baru kadang-kadang masuk ke dalam industri dengan produk yang lebih tinggi, yang lebih rendah dan sumber pemasaran yang luas. Biasanya ancaman yang masuk bergantung pada hambatan masuk yang ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut calon pendatang baru.

Ada 6 (enam) sumber utama hambatan masuknya pesaing antara lain :

• Skala ekonomis
• Diferensiasi produk
• Kebutuhan modal
• Hambatan biaya bukan karena skala
• Akses saluran distribusi
• Kebijakan pemerintah

2. Ancaman barang pengganti (Threat of Substituation)

Dengan menetapkan barang beharga tinggi, produk atau jasa subsitusi membatasi potensi suatu industri. Jika tidak mampu meningkatkan kualitas produk atau mendeferensiasikannya, laba dan pertumbuhan industri dapat terencana. Produk pengganti yang secara strategik layak diperhatikan adalah produk yag kualitasnya mampu menandingi kualitas produk industri atau dihasilkan oleh industri yang menikmati laba tinggi.

3. Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Supplier)

Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para anggota industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang atau jasa yang dijualnya. Kekuatan masing-masing pemasok bergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada tingkat kepentingan relatif penjual atau pembelinya di dalam industri tersebut dibandingkan dengan keseluruhan bisnisnya.

Kelompok pemasok kuat jika :
• Kelompok ini didominasi oleh sedkit perusahaan dan lebih terkonsentrasi ketimbang industri tempat mereka menjual produk.
• Produk pemasok bersifat unik atau setidak-tidaknya terdiferensiasi, atau jika terdapat biaya pengalihan.
• Pemasok tidak bersaing dengan produk-produk lain dalam industri.
• Pemasok memiliki kemampuan untuk melaksanakan integrasi hanya ke industri pembelinya.
• Industri bukan merupakan pelanggan penting bagi pemasok.

4. Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Buyer)

Kalau pelanggan terkonsentrasi dalam jumlah besar, atau membeli dalam jumlah banyak, kekuatan menawarnya merupakan utama yang mempengaruhi intensitas dalam suatu industri. Pembeli atau pelanggan dapat menekan harga, menuntut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak dan mengadu domba sesama anggota industri yang semuanya ini dapat menurunkan laba industri.

Kelompok pembeli kuat jika :

• Pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah besar.
• Produk yang dibeli dari industri bersifat standart atau terdiferensiasi.
• Produk yang dibeli dari industri merupakan komponen penting dari produk pembeli dan merupakan komponen biaya yang cukup besar.
• Pembeli menerima laba yang rendah.
• Produk industri tidak penting bagi kualitas produk atau jasa pembeli.
• Produk industri tidak menghasilkan penghematan bagi pembeli.
• Pembeli memiliki kemampuan untuk melaksanakan integrasi balik.

5. Persaingan Antara Perusahaan Sejenis Dalam Industri (Rivalry Among Existing Firms)

Persaingan di kalangan anggota industri biasanya paling berpengaruh di antara 5 (lima) kekuatan. Strategi yang dijual oleh salah satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh mana bahwa strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Perubahan dalam strategi oleh sebuah perusahaan dapat diimbangi dengan pembalasan gerakan pengimbang seperti harga, meningkatkan mutu, menambah sifat, menyediakan pelayanan, memperpanjang garansi dan meningkatkan iklan.

Comments