Guru : Jenis Cerdas dan Mencerdaskan

Pengertian Guru Cerdas dan Mencerdaskan
Cerdas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai (i) sempurna dalam hal perkembangan akal budinya (untuk berfikir, mengerti) tajam pikiran; dan (ii) sempurna dalam pengertian pertumbuhan tubuhnya(sehat, kuat). Pendidik cerdas adalah pendidik yang mempunyai perkembangan akal dan budi yang sempurna, sehingga tidak hanya pandai dalam berfikir tentang pelajaran tapi juga cajap dalam berprilaku.

Mencerdaskan adalah pengembangan potensi yang dimiliki oleh setiap individu atau peserta didik secara optimal, meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada tuhan yang maha esa, berilmu, kreatif, dan menjadi warga Negara yamg demokratis dan bertanggung jawab.
Cerdas dan mencerdaskan dalam visi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinyatakan dengan kalimat “Cerdas komprehensif”. Pendidikan di Indonesia memiliki tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini berbeda dengan mencerdaskan bangsa, makna dari mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki ruang lingkup dan tanggung jawab lebih besar dari pada sekedar mencerdaskan bangsa.
Kecerdasan dapat didefinisikan sebagai :
  • Kemampuan untuk mempelajari fakta-fakta dan keahlian-keahlian serta mampu menerapkan apa yang telah dipelajari, khususnya bila kemampuan ini telah berhasil dikembangkan.
  • Kemampuan untuk memberikan respons secara cepat dan berhasil pada suatu situasi yang baru, kemampuan untuk menggunakan nalar dalam memecahkan masalah.
  • Kemampuan unutuk mempelajari atau mengerti dari pengalaman, kemampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan pengetahuan, kemampuan mental.
  • Kemampuan untuk belajar, mengerti dan bernalar, kemampuan mental.

Guru yang cerdas adalah dia yang bisa menciptakan prodact baru. Menciptakan prodact baru disini lebih mengarah pada profesi sebagai guru, dimana prodact yang diciptakan berupa sebuah media pembelajaran yang menarik dengan kreasi peribadi. Manfatnya sangat banyak, selain anda akan diberi label sebagai guru cerdas juga akan dianggap sebgai guru yang mandiri tidak bermodal copy paste bahan dan media para guru sebelumnya.

Jenis-jenis Kecerdasan
Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis ini merupakan kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan dan menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungan.
Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrpersonal merupakan kemampuan untuk menilai kekuatan, kelemahan, bakat, ketertarikan diri sendiri serta menggunakannya unutuk menentukan tujuan, menyusun dan mengembangkan konsep dan teori temperamen, dan menggunakannya untuk mengekspresikan pandangan pribadi.
Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan Eksitensial merupakan kemampuan untuk menikmati pemikiran0pemikiran dan ingin tahu mengenai kehidupan, kematian dan realita yang ada. Anak-anak dengan tingkat kecerdasan eksistensial yang tinggi mungkin akan menunjukkan keingintahuan mengenai bagaimana bumi bertahun-tahun yang lalu, kemana kita ada dibumi, apakah ada kehidupan di planet lain, kemana makhluk hidup setelah mati, apakah ada dimensi kehidupan lain dan berbagai pertanyaan sejenis.
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan Interpersonal merupakan kemampuan untuk mengorganisasikan orang lain dan mengkomunikasikan secara jelas apa yang perlu dilakukan, berempati kepada orang lain, dan memahami intense, hasrat, dan motivasi orang lain.
Kecerdasan Kinestetik (Bodily-Kinesthetik)
Kecerdasan Kinestetik merupakan kemampuan untuk menggunakan seluruh atau sebagian dari tubuh untuk melakukan sesuatu, membangun kedekatan untuk mengkosolidasikan dan menyakinkan serta mendukung orang lain, dan menggunakanya untuk meciptakan bentuk ekspresi baru.
Kecerdasan Spasial
Kecerdasan Spasial merupakan kemampuan untuk mengenali pola ruang secara akurat, menginterpretasikan ide grafis dan spasial serta menterjemahkan pola ruang secara tepat.
Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musical merupakan kemampuan untuk mengerti dan mengembangkan teknik musical, merespon terhadap music, menggunakan music sebagai sarana untuk berkomunikasi, menginterpretasikan bentuk dan ide musical, dan menciptakan pertunjukan dan komposisi yang ekspresif.
Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan mengunakan angka-angka untuk menghitung dan mendeskripsikan sesuatu, menggunakan konsep matematis, menganalisa berbagai permasalahan secara logis, menerapkan matematika pada kehidupan sehari-hari, peka terhadap pola tertentu, serta menelaah secara ilmiah.

Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan Linguistik merupakan kemampuan untuk menggunakan bahasa untuk mendeskripsikan kejadian, membangun kepercayaan dan kedekatan, mengembangkan argument logika dan retorika, atau mengungkapkan ekspresi dan metafora.
  • Kecerdasan yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru yaitu :
  • Kecerdasan spiritual
  • Kecerdasan emosional dan sosial,
  • Kecerdasan intelektual dan
  • Kecerdasan kinestetik

Ada 7 peran guru menurut WF Connell (1974), yaitu : (1) pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetian terhadap lembaga.

Pendidik cerdas dan mencerdaskan adalah pendidik yang memiliki kecerdasan dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh diri sendiri dan setiap individu atau peserta didik secara optimal, meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada tuhan yang maha esa, berilmu, kreatif dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Menjadi pendidik cerdas dan mencerdaskan tidaklah mudah, berikut akan dikemukakan tentang tata cara menjadi pendidik yang cerdas dan mencerdaskan :
  • Jadilah pendengar yang baik
  • Menjadi pengarah yang baik
  • Berbaik sangka
  • Memberi hukuman yang mendidik
  • Tegas tapi sabar
  • Sebatas kemampuan
  • Ulet dan bertanggung jawab
  • Hindari ancaman
  • Menjaga kestabilan emosi
  • Jadilah pengayom, pembimbing dan inspirator
  • Member penghargaan 
Karakteristik Guru Cerdas yang Berwawasan Global 

Guru yang Berwawasan Global
Menurut asal kata, wawasan global dapat dibagi menjadi dua, yaitu kata wawasan dan global, wawasan artinya perspektif/cara pandang dan global yang artinya menyeluruh/mendunia. Jadi, wawasan global artinya wawasan atau cara pandang yang menyeluruh atau mendunia. Guru yang berwawasan global adalah guru yang terbuka terhadap perubahan baru dan penemuan baru serta memiliki cara pandang yang mendunia.

Globalisasi didefinisikan sebagai semua proses yang merujuk kepada penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global. Namun, pada kenyataannya globalisasi merupakan penyatuan semu, karena nilai-nilai ekonomi, sosial, dan budaya didominasi nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi masyarakat dunia.

Globalisasi sering diterjemahkan “mendunia”. Suatu entitas, betapapun, dimanapun, kapanpun, dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia, baik berupa ide, gagasan, data, informasi, produksi, pembangunan, pemberontakan, dan berupa sebagainya, begitu disampaikan, saat itu pula diketahui oleh semua orang di dunia. Kekuatan globalisasimenurut analisis para ahli pada umumnya bertumpu pada 4 kekuatan global, yaitu:
  • Kemajuan IPTEK terutama dalam bidang informasi dan inovasi-inovasi baru didalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia
  • Perdagangan bebas yang ditunjang oleh kemajuan IPTEK
  • Kerjasama regional dan internasional yang telah menyatukan kehidupan bersama dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara
  • Meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta kewajiban manusia di dalam kehidupan bersama, dan sejalan dengan itu semakin meningkatnya kesadaran bersama dalam alam demokrasi.

Karakteristik Guru Cerdas yang Berwawasan Global 
Profesional
Guru profesional lah yang bisa mencerdaskan bangsa untuk mengubah nasib bangsa ini. Menurut undang-undang guru dan dosen terdapat beberapa persyaratan seorang guru yang profesional, baik kualifikasi, ataupun kompetensi. Seorang guru profesional harus berkualifikasi pendidikan minimal sarjana (S1). Sedangkan dari segi kompetensi, guru profesional harus memiliki empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetesi sosial, (3) kompetensi pribadi, dan (4) kompetensi profesional

Setiap kompetensi itu juga sudah jelas indikatornya. Menjadikan guru profesional adalah tanggung jawab pemerintah secara kelembagaan dan tanggung jawab guru yang bersangkutan secara pribadi. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya itu. Melalui penambahan anggaran pendidikan, pelatihan bagi guru, penataan kurikulum. Termasuk perancangan pendidikan karakter secara nasional. Namun, upaya pemerintah itu tidak akan pernah cukup. Guru secara personal perlu memahami upaya pemerintah tersebut.

Guru akan mampu untuk mencerdaskan bangsa, memajukan pembangunan bangsa ini adalah guru yang profesional yang mampu melaksanakan peran tugasnya. Usaha untak mencerdaskan bangsa ini tidak akan berhasil kalau guru tidak memiliki keikhlasan dan idealisme dalam mengabdi, mereka juga tidak akan mampu memperbaiki nasib bangsa. Guru yang bisa mencerdaskan bangsa, mengubah bangsa ini adalah guru yang profesional, ikhlas dan idealis dalam mengabdi atau menjalankan perannya.

Menguasai IPTEK
Di era globalisasi saat ini, sudah seharusnya para guru memanfaatkan IPTEK khususnya bidang pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan dan juga mutu SDM sehingga di dalam mengambil keputusan tepat dan dapat di pertanggung jawabkan. Maju mundurnya generasi muda selaku anak bangsa tergantung pada didikan para guru. Karena itu para guru akan lebih profesional dan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap anak didiknya. 

Hal ini dikatakan, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ir. Irfan Suryanagara dalam Seminar Nasional Karakter Guru dan Evaluasi Pasca Sertifikasi Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa, di aula Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Bandung. Dengan demikian, pada akhirnya proses evaluasi ini harus dilaksanakan secara kesinambungan yang pelaksanaannya tetap dikendalikan dari pusat kemudian di delegasikan kepada daerah. Bila akhirnya hal ini betul-betul diterapkan guru bukan hanya mempunyai kualitas yang mumpuni sebagai seorang pendidik, tapi juga sebagai pribadi yang mampu menjadi panutan.

Mengingat pentingnya peran yang diemban oleh sistem pendidikan, maka perlu dilakukan upaya perbaikan dan dinamisasi sistem pendidikan untuk menjawab tantangan global. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan adalah era globalisasi. Pendidikan formal di sekolah tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi para siswa, namun banyak sumber belajar lain (misalnya internet). Perkembangan teknologi ini harus disikapi dengan strategi yang mampu membuat perkembangan teknologi informasi menjadi aspek pendukung suksesnya pendidikan di Indonesia, bukan sebagai bumerang.

Dalam pelaksaan strategi menjadikan teknologi informasi sebagai aspek pendukung pendidikan, dibutuhkan keutuhan seluruh komponen sistem pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen yang mutlak harus disiapkan.

Saat ini, berbagai macam bentuk teknologi informasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan pelajar. Guru sebagai tenaga pendidik dituntut mampu melakukan adaptasi agar terjadi proses interaksi pembelajaran guru-murid yang mampu menguasai teknologi, guru harus lebih bisa menguasai teknologi terlebih dahulu. Guru dituntut untuk mampu menjadi fasilitator proses pembelajaran dengan teknologi informasi dan turut berperan dalam menanggulangi banyaknya informasi negatif yang merusak moral bangsa.

Akan tetapi, realita yang ada mengungkapkan bahwa kemampuan guru di Indonesia dalam penguasaan teknologi informasi masih rendah. LPMP Kalimantan Tengah menyatakan prihatin masih banyak guru yang gagap teknologi saat mengikuti uji kompetensi guru secara online.

Inilah tantangan profesi guru. Apakah perannya akan digantikan oleh teknologi, informasi, atau guru yang memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang peran profesinya. Tidak semua guru dapat dicekoki teknologi informasi secara instan. Proses penguasaan teknologi informasi harus dilakukan secara bertahap dan diimbangi dengan penanaman berbagai prinsip nilai mengenai strategi menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi.

Open Mind dan Selektif 
Open mind adalah sebuah pemikiran terbuka terhadap ide-ide dan hal baru. Open mind merupakan salah satu paradigma yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam upaya mewujudkan professionalisme sebagai tenaga pendidik, khususnya dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi. Open mind merupakan landasan pola pikir dasar yang wajib dimiliki untuk mewujudkan guru profesional yang mau berkembang.

Salah satu penyebab matinya paradigma open mind pada guru adalah hasil dari pendidikan masa lampau yang tertanam pada dirinya sehingga menimbulkan paradigma tertutup. Hal ini membentuk paradigma anti ide baru, memegang teguh budaya turun-temurun yang telah ia pegang tanpa mau merefleksi diri dan berbenah.

Salah satu paradigma baru yang memiliki nilai positif adalah kolaborasi dan penguasaan teknologi. Kolaborasi dan penguasaan teknologi adalah kebudayaan yang diperlukan generasi muda untuk dapat bersaing di era global. Guru adalah pihak yang memegang andil besar dalam menanamkan budaya kolaborasi dan penguasaan teknologi tersebut.

Di sisi lain, sumber informasi juga memiliki sisi yang negatif. Apabila kita tidak berhati-hati dalam mencari infromasi, hal tersebut dapat merusak moral bangsa. Maka dari itulah, sebaiknya guru memiliki paradigma open mind yang selektif. Selektif dalam memilih informasi yang sesuai denga kebutuhan dan manfaat. Selektif memilih informasi yang akan disampaikan, serta mampu menjadi benteng bagi para murid dari informasi yang merusak misalnya budaya asing yang tidak relevan dengan jati diri bangsa.

Lifelong Learning
Pengetahuan akan berkembang menjadi 2 kali lipat hanya dalam jangka waktu 5,5 tahun. Ini berakibat pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi kadarluarsa hanya dalam waktu 2,5 tahun. Welker (1992)  mengemukakan bahwa profesionalisme guru dapat dicapai bila guru ahli (expert) dalam melaksanakan tugas, dan selalu mengembangkan diri.

Teknologi informasi bukan merupakan kurikulum yang diajarkan pada masa pendidikan guru pada masa lampau. Namun, pada era globalisasi ini guru-guru di Indonesia dihadapkan pada realita bahwa penguasaan teknologi adalah sebuah keharusan bagi para tenaga pendidik. Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan sebuah paradigma Lifelong learning atau belajar sepanjang hayat. Mau belajar dan senantiasa mengembangkan diri secara terus-menerus.

Fasilitator
Sistem pendidikan saat ini adalah sistem pendidikan siswa aktif. Dimana, pusat dari proses pembelajaran adalah murid. Murid aktif dalam mencari sumber belajarnya sendiri. Dan guru berperan sebagai fasilitator atau partner dalam belajar. Guru dituntut dapat membantu murid dalam mencari sumber belajar dan agar murid dapat menguasai teknologi informasi, mampu mencari sumber belajar dari berbagai data yang relevan dan mendapatkan informasi yang membangun dari internet.

Pembinaan Bertahap dan Berkelanjutan
Pembinaan dan fasilitasi guru agar mampu menguasai teknologi adalah mutlak diperlukan dalam realisasi penanaman paradigma open mind dan selektif, lifelong learning, serta perannya sebagai fasilitator. Pembinaan yang dilakukan adalah secara bertahap dan konsisten dan berkelanjutan. Pembinaan dapat diinisiasi dan dilakukan secara mandiri, oleh pihak sekolah maupun dinas pendidikan. Tahapan pembinaan dan penanaman paradigma melek teknologi dimulai dari awal pendidikan calon guru.

Tahapan awal pembinaan dimulai dengan membuka wawasan guru tentang perkembangan dunia IT dan pengenalan awal perangkat teknologi sederhana untuk menciptakan paradigma open mind dan selektif. Selanjutnya dalam keberlanjutan program pembinaan ini, pengenalan teknologi semakin canggih dan komprehensif diikuti penanaman nilai lifelong learning agar pengembangan diri tidak hanya berhenti di program yang diwajibkan namun guru secara mandiri dan berkelanjutan akan belajar mengembangkan kemampuannya. Pada akhirnya, diharapkan keluaran guru yang senantiasa mau belajar menguasai IT dan mampu menjalankan perannya sebagai fasilitator atau partner belajar bagi murid. Pengawasan dan refleksi juga wajib dilaukan untuk memastikan program berjalan dengan baik.

Menguasai Bahasa Internasional
Bahasa adalah alat komunikasi efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi, ide, gagasan, dan perintah. Dengan menguasai bahasa, kita dapat menyampaikan gagasan kepada orang lain. Kurangnya penguasaan bahasa mustahil informasi yang yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Bahasa yang minimal harus dikuasai adalah bahasa Inggris karena Bahasa Inggris adalah bahasa universal yang digunakan dalam dunia teknologi.

Comments