Biro
Sebagai Unit Pemerintahan
Biro sebagai Unit
Pemerintahan
Dalam
tulisan Charles T. Goodsell Biro menjadi tendensi utama pembahasannya, “Biro”
dalam konteks ini biro bukan sebagai pelaku dari satu aspek pemerintahan tetapi
sebagai bagian integral dari seluruh
proses. Oleh karena itu Charles T. Goddsell lebih menganalisis biro sebagai
“unit” lembaga sebagai “bagian” dari pemerintahan. Selanjutnya nilai-nilai
birokrasi memberikan kontribusi besar terhadap pemerintahan secara keseluruhan,
pandangan yang hanya bisa dibuat dengan menggunakan perbedaan lain dari
biasanya. Bahkan, dibandingkan dengan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya kontribusi biro muengkin lebih besar.
Selanjutnya
Goddsell menjelaskan definisi “Biro” dalam konteks ini adalah semua kementrian,
departemen, atau subunit sektor publik yang dibebankan dengan tanggung jawab
admintrasi dan dioperasikan pada biaya publik. Dan biro dalam pandangan
Goddsell bisa terletak di eksekutif, legeslatif atau yudikatif.
Pemerintahan
dalam konteks ini dalam Robert Keohane dan Josep Nye menyebutnya proses dan
lembaga, baik formal atauapun informal yang memandu dan mengedalikan kegiatan
kolektif dari kelompok ( Keohane dan Nye 2000:12).
Dalam
pemikiran Goodsell pemerintahanterdiri dari dua hal mendasar, dan dalam
beberapa hal yang berlawanan, a) Peraturan dan b) Respon. Dalam salah satu
karya klasiknya, Carl fraderich mendefinisikan peraturan sebagai “kekuasan politik yang dilembagakan”
yaitu penggunaan yang distabilkan dan
tersruktur dari otoritas terlegitimasi (1963:180) sedangkan respon sebailnya
adalah sumber dari pengaruh demokratis pada peraturan. Esensinya adalah reaksi
eksternal, seperti ketika pemerintah “ respon pada penentu luar’. Mengutif Friedrich
lagi (1963:310). Dalam sistem demokrasi respon beroperasi baik untuk
pemerintah, seperti ketika perarutran tidak populer mengarah ke pemilu yang
menempatkan rezim baru berkuasa.
Selanjutnya
Goodsell mengkaji politik demokrasi modern seperti Inggris dan Amerika Serikat,
dalam kajian tersebut di pertanyakan fungsi apa
yang dilakukan biro dengan sehubungan dengan peraturan di satu tangan
dan respon di sisi lain?. Dalam menjawab pertanyaan hasil penelitian Goodsell
membagi kedalam tiga hal. Pertama adalah
kemampuan biro untuk pemerintahan kedua kontribusinya terhadap pemerintahan,
dan tantangan dalam pemerintahan.
Kontribusi Biro Dalam Pemerintahan :Respon Terhadap Pemerintahan
Dalam bagian ini bagaimana biro membantu warga Negara dan
kelompok masyarakat sipil untuk mempengaruhi kebijakan atau peraturan? dan
bagaimana melakukannya?. Penulis disini mencontohkan lima kasus empiris yang
bisa dipertimbangkan untuk dikaji.
Perwakilan
Pemerintah
Sejumlah
peneliti telah menyelidiki apakah biro di Washington mematuhi atau mengabaikan
penguasa politik mereka. Dan dalam sebuah studi prilaku biro dalam membuat
kebijakan, Cornell Hooten menemukan bahwa semantara birokrat individu tentu
saja lebih memilih tujuan pribadi pada
kebijakan, untuk secara sadar dan terarur dari pejabat politik yang memimpin
organisasi mereka.di di saat yang sama pegawai negeri sipil selektif dalam mengambil tindakan terhadap inisiatif kebijakan.
Perwakilan
Birokrasi
Dalam
birokrasi, keterwakilan dari berbgai komponen masyarakat sangat perlu untuk
diperhatikan baik dari segi gender jenis kelamin, , kemampuan teknis dan bahkan
ras. Sebagai contoh birokrasi di Amerika terutama di tingkat atas tampaknya
lebih refresentatif daripada di Negara-negara lain. Misalnya laki-laki kulit
putih masih tidak proporsional dan kadang-kadang dominan. Namun pada perkembangannya telah
menurun secara signifikan dari waktu ke waktu. Antara tahun 1990-2000 porsi
Pegawai Negeri Sipil federal tumbuh dari 27-30 persen,dengan keterwakilan Ras
dari Afrika-Amerika, Hispanik, Asia, dan penduduk asli Amerika. Begitu juga
dengan keterwakilan kaum perempuan yang menduduki jabatan serta pegawai negeri
sipil di birokrasi meningkat signifikan. Dalam perang dunia tingkat
keterwakilannya hanya 24 persen meningkat tajam pada tahun 1990-2000 menjadi 45
persen.
Inovasi
sektor Publik
Inovasi
pegawai negeri dalam menjalankan birokrasi sector publik telah menjadi topic
yang hangat untuk diperbincangkan untuk menjadi topic suatu penelitian. Dalam
studi sosiologi yang klasik menemukan bahwa birokrat kurang menerima perubahan
dari pada pegawai yang bekerja pada perusahan swasta. Begitu juga sebaliknya
tergantung studi kasus di setiap Negara dan instansi sangat berbeda dan
bersifat situasional. Sebagai contoh Lembaga Swadaya Masyarakat Ford
Foundation yang dikelola oleh Kennedy
School di Harvad, sering memberikan penghargaan kepada birokrasi yang inovatif
dalam pelayanan public. Para pemenenag pertama, kedua, dan ketiga setelah
dilakukan kajian dan analisa di berbagai biro menemukan bahwa inovator atau
kemunculan ide baru dari birokrasi
paling sering dilakukan oleh manajer tingkat menengah dan staf yang
berada di garis depan. Mereka jauh melampau pejabat terpilih atau kepala biro
dan lembaga. Dalam studi lain yang dilakukan oleh John Donahue (1999),
disimpulkan bahwa factor utama yang membuat inovasi sukses adalah kebanggaan
terhadap pfofesi dalam birokrasi.
Nilai
Kemasyarakatan
Selain
kecenderungan untuk inovasi, nilai-nilai pegawai negeri tampaknya berdiri
terpisah antara satu dengan yang lainnya.
Dalam penelitian Gregory Lewis (1990:223) menemukan bahwa pegawai negeri
sipil lebih toleran terhadap kebebasan berbicara. Sedangkan untuk para
profesionalitas dan manajer tingkat toleransinya lebih tinggi lagi. Selanjutnya
dalam sebuah studi yang berusaha untuk
membandingkan pegawai negeri sipil dengan masyarakat umum pada komitmen
terhadap nilai-nilai demokrasi, William Blair dan James Garand (1995)
menyimpulkan bahwa birokrat lebih cenderung untuk mendukung hak-hak minoritas
politik dan social serta gender dan kesetaraan ras. Demikian juga Gene Brewer
dan Sally Seldon (1998) telah mencatat bahwa pegawai negeri sipil lebih
memungkinkan disbanding warga lainnya untuk menjadi bagian dari kelompok sipil,
social, dan masyarakat. Mereka juga lebih mungkin untuk memilih, mendukung
kandidat, dan terlibat dalam organisasi politik. Selanjutnya Brewer
(2003:14-16) mengamati bahwa pegawai negeri sipil, dibandingkan masyarakat umum
mendapat skor yang lebih tinggi pada indeks kepercayaan social.
Partisipasi
Publik
Selama
bertahun-tahun birokrasi telah melakukan
upaya-upaya untuk melibatkan masyararakat secara langsung dalam perencaan ,
manajemen, operasi, dan pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan.
Kajian penelitian Roza Tsagarrousia, dikatakan bahwa ratusan kota-kota di
Amerika dan Eropa telah menciptakan jaringan sipil yang digunakan untuk
memperkaya proses demokrasi. Dengan menggunakan kombinasi dari teknologi digital, internet, telekomunikasi
interaftif radio dan visual, dan teknologi lainnya.
Obeservasi
dan Respon terhadap Birokrasi
Yang pertama
adalah dalam proses pemilihan pimpinan publik dalam pemilu birokrasi berperan
dalam penyelenggaran pesta demokrasi dan birokrasi loyal akan pimpinan yang
terpilih serta menjalankan tugas-tugas sesuai dengan fungsinya. Selain itu
birokrasi dijabat oleh pegawai negeri sipil yang memiliki sumber daya yang
profesionalitas. Kedua birokrasi terlibat aktif dalam mengarahkan demokrasi
populer. Dalam arti menerima kebijakan langsung dari kelompok-kelompok dalam
masyarakat dan dari warga negara individu di masyarakat.